Kedigdayaan Amerika Serikat sebagai negara Adi Kuasa tengah
diuji. Sistem keamanan cyber Negeri Paman Sam itu ternyata tidak
setangguh yang dikira.
Faktanya, belum lama ini Pemerintah AS mengalami dua
serangan cyber yang cukup merugikan. Pertama, kelompok hacker yang
terafiliasi dengan Pemerintah China dikabarkan berhasil mencuri 4 juta data
pribadi pegawai federal AS dari sistem komputasi Office of Personnel Management
(OPM) AS.
Kedua, situs resmi Angkatan Darat AS diretas dengan mudah
oleh Syrian Electronic Army atau Pasukan Elektronik Suriah yang membekingi
Presiden Bashar al-Assad. Bahkan, akibat serangan ini otoritas Angkatan Darat
AS harus rela menon-aktifkan sementara situs resmi mereka.
Mark Wuergler, peneliti senior keamanan cyber dari
Imunitas Inc mengatakan bahwa kini AS telah menjadi sasaran empuk bagi para
negara pesaingnya, terutama China. Wuergler meyakini, tindak pencurian 4 juta
data pribadi pegawai Pemerintahan AS merupakan salah satu bagian kecil dari
rangkaian aksi spionase cyber China yang lebih masif.
"Informasi pribadi sama berharganya dengan password.
Memiliki database yang sangat besar terkait informasi pribadi akan
menjadi kunci keberhasilan China dalam agenda negara mereka ke depannya,"
ungkap Wuergler seperti yang dikutip dari laman Business Insider, Rabu
(10/6/2015).
Kelompok hacker yang diduga disponsori Pemerintah China
sendiri diwartakan berhasil mencuri berbagai data pribadi karyawan federal AS
meliputi nomor jaminan sosial, detail paspor, sekolah, keluarga, kontak, email,
dan masih banyak lagi.
"Dengan infromasi-informasi tersebut, China memiliki
akses ke lebih banyak sistem, akun dan profil yang terkait dengan Pemerintah
AS," tambah Wuergler.
0 komentar:
Posting Komentar