Media sosial khususnya Facebook dan Twitter masih menjadi
lahan empuk bagi para pelaku bisnis prostitusi. Mereka bahkan secara vulgar
menjual jasa pemuas syahwat lewat dua media sosial tersebut.
Hal ini terbukti dengan telah diblokirnya 480 lebih akun
Twitter yang diduga menjajakan bisnis esek-esek oleh Kementerian Komunikasi dan
Informatika (Kemkominfo).
Direktur e-Business Kemkominfo, Azhar Hasyim mengatakan
pemblokiran terhadap akun-akun itu tidak langsung dilakukan oleh pihaknya.
Namun, oleh pengelola Facebook dan Twitter langsung.
"Kita sudah minta blokir dan tutup sekitar 480 akun
prostitusi di Twitter. Itu hasil penelusuran Kemkominfo," kata Azhar di
kawasan Semanggi, Jakarta Pusat.
Azhar menjelaskan, pihaknya telah bekerjasama dengan
Facebook dan Twitter untuk dapat langsung melaporkan akun-akun nakal tersebut
untuk kemudian dilakukan pemblokiran permanen.
"Pak menteri sudah bertemu dengan pemilik Facebook dan
Twitter. Kita meminta untuk bisa langsung terhubung dengan jaringan atau line yang
mengelola Facebook dan Twitter, sehingga kita bisa adukan dan minta blokir
akun-akun yang berbau pornografi atau akun-akun yang menawarkan
prostitusi," paparnya.
Azhar menambahkan, pihaknya mulai melakukan penelusuran
praktik prostitusi di media sosial setelah adanya pemberitaan mengenai tewasnya
Deudeuh Alfisahrin alias Tata Chubby. Hal ini menurutnya sebagai langkah
preventif pemerintah dalam mencegah berkembangnya praktik prostitusi, khususnya
lewat media sosial.
"Setelah ramainya pemberitaan @tatta_chuby, kita
lakukan penelusuran terhadap akun-akun yang berpontensi prostitusi kemudian
dikirim ke Twitter dan Facebook. Lalu mereka (twitter dan facebook) mengambil
tindakan juga," ucapnya.
#GodJobKemkominfo
0 komentar:
Posting Komentar